Friday, May 15, 2009

solusi untuk menjadi hamba ALLAH SWT yang sabar

Gw yakin diantara kalian pasti ada yang jaraang banget buka Al-quran. jujur gw juga gitu. kalo dirumah jarang ngaji. tadarus cuma disekolah. tapi sekarang berhubung udah gak sekolah lagi jadi gak tadarus.

ini ada sedikit cuplikan ayat-ayat ALLAH SWT tentang sabar. semoga bisa diambil Ibrahnya.

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`. (QS 2 : 45 ).

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( QS 2 : 153).

Kita wajib bersabar : Bersabar merupakan perintah yang di wajibkan ALLAH untuk menghadapi semua cobaan yang menimpa kita dan mencegah kita dari perbuatan yang mungkar.

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu ,Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS 39 : 10 ).

Jadi Maukah kita belajar untuk bersabar ?

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS 2:155).

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. ( QS 3 : 146).

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. ( QS 3 : 200 ).

SABAR ITU NGGAK ADA BATASNYA.

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
( QS 16 ; 125 ).

Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. ( QS 16 : 126).

Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. ( QS 16 : 127 ).

Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi orang yang sabar ?

Sesungguhnya Manusia berada dalam kerugian kecuali mereka yang menetapi kesabaran.


Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ( QS 103 : 1 S/D 3).


MODAL AWAL YANG MANUSIA MILIKI ADALAH ;

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. ( QS 16 : 78 ).


Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati, amat sedikit amu bersyukur. ( QS 23:78).


Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. ( QS 32 : 9 ).


Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. ( QS 67 : 23 ).

silahkan menikmati

salam super ! saya tau anda jenuh membaca goresan hati saya yang mungkin membuat anda hampir tertidur. oleh karena itu saya sarankan kepada anda, siapkah secangkir wedang ronde dan sepiring kue getuk. dan nikmatilah cerita yang akan saya sajikan dibawah ini.
( Awas kalo gak dibaca, tinju nih. ngancem ceritanya :p)

Cottonstar Senior High School, 2002

Memang benar kata orang kebanyakan. SMA adalah masa yang tidak mudah di lupakan. Tetapi lain halnya dengan Shila. Ia ingin cepat-cepat lulus. Ingin segera bebas dari seragam, peraturan-peraturan yang mengekang dan seabrek tata tertib yang lainnya.

“Fashila Arista”. Bu wiwid memanggil namanya. Tidak ada yang menjawab. “Fashila Arista”. Panggilnya sekali lagi. Habis sudah kesabaran guru yang terkenal galak ini terhadap siswinya. “FASHILA ARISTA! KEMANA DIA?” Bu wiwid geram. Suara yang lainnya menyahut. “Di kantin, Bu.”

Bu Wiwid menemukan Shila yang sedang asik makan baso di kantin. “Bagus ya! Kamu malah makan di kantin. Kamu tahu ini belum waktunya istirahat?” tanya Bu Wiwid . Shila diam dan mengangguk. Tapi Ia tetep cuek.

“Kamu ini selalu saja mencari masalah Fashila. Suruh orang tua kamu menemui saya besok. Atau kalau tidak kamu akan Ibu skors!” tegasnya.

Shila hanya tertawa. Bu Wiwid hanya bisa geleng-geleng kepala.

Fashila Arista, siswi Cottonstar Senior High School kelas XI. Dari penampilannya, Ia sangat feminin. Padahal aslinya Ia anak yang hiperaktif. Suka main basket, lebih senang ngobrolin tentang NBA sama lelaki daripada ngomongin tentang Rambut model apa yang lagi in saat ini. Wajahnya Manis, matanya bulat, kulitnya putih, dan berlesung pipit. Sebenarnya ia pintar, nilai akademiknya bagus. Sayang kelakuannya sedikit minus.

* * *

Esoknya, di kelas.

Kelas gaduh sekali. Isu-isu yang beredar bahwa katanya ada murid baru pindahan dari Amerika. Entah laki-laki atau perempuan yang jelas ini akan jadi perbincangan yang menarik bagi anak-anak Modern Dance yang terkenal sangat stylish dan bossy tentunya. Rissa mendekati Shila yang sedang asik membaca majalah musik.

“Shil.. ada anak baru. Katanya dari Amrik! Cowo bukan ya? Wah pasti ganteng deh.. duh, gue gak sabar nih” Rissa senang bukan main. Yang diajak ngobrol hanya menjawab “He’eh” Tidak memperhatikan. Larut dalam bacaannya.

Tak lama Bu Wiwid masuk, disusul seorang pria berperawakan tinggi, kira-kira 175 cm. Badanya tegap. Kulitnya putih. Rambutnya cepak. Matanya Indahnya dibingkai oleh kacamata. Framless. Anak-anak Modern Dance dan yang lainnya langsung heboh dan pasang tampang innocent. Tetapi shila tetep cuek.

Bu Wiwid mempersilahkan pria itu memperkenalkan dirinya.

“Hai. My name is Keeryan Vynenzha Zarenzh. but you can call me Keean.” Ucapnya mantab. Anak-anak mulai ribut. yang laki-laki tertawa, yang perempuan memuja, bahkan ada anak yang bilang “Sok bule lo..!”

Bu Wiwid mempersilahkan Keean duduk. Selagi Ia berjalan, aroma Bvlgari Aquatic merasuki hidung para siswi. Sekilas Ia menoleh ke arah Shila lalu tersenyum. Shila menoleh balik ke arah keean tanpa tersenyum lalu membuang muka tidak perduli dan tetap asik membaca majalahnya.

* * *

2 minggu Kemudian, Istirahat, 09.40 WIB.

Shila langsung cabut bersama teman-teman cowoknya menuju ke lapangan untuk bermain basket yang sudah menjadi kebiasaannya. Ketika Ia sedang asik mendribble bola, seseorang dari dari arah berlawanan dan merebut bola yang dipegang Shila.

“Would you be my girl?” Tanya Keean. Asal tetapi dengan mimik muka yang serius. Shila bengong. Kemudian melihati Keean dengan tampang pongo’. Ia diam untuk beberapa lama. Kemudian tertawa. Ngakak.

“Hahaa.. asal aja lo kalo ngomong. Keren! Gue suka bercandaannya. Lucu juga.” Shila masih tertawa. Keean jengkel.

Perbincangan mereka cukup didengar orang banyak.

“Gue serius Shil. Gak bercanda. Gue rasa lo beda sama cewe kebanyakan.” Keean memberi penjelasan.

“Yaelah.. baru juga kenal. Udah pake ngerasa-rasa. Ngomong Indonesia aja belum becus. Gaya lo ah! Haha.. udah yah gue mau ke kantin.”

Shila ngeloyor ke kantin meninggalkan Keean.

“Ok Shil! No answer mean yes!” teriaknya. Keean tersenyum.

* * *

Pulang Sekolah...

“Pulang Yuk!” ajak Keean pada Shila. Shila bingung.

“Apaan sih Yan. Gak lucu deh. Gue gak mau!” Sergahnya. Keean tetap cuek. Ditariknya tangan Shila. Ia ingin melepasnya tetapi tangan Keean kuat sekali. Keean menariknya ke luar kelas menuju tempat parkir.

Keean memaksa Shila masuk ke dalam mobil. Ia tidak mau ambil pusing. Diturutinya saja Keean. Lalau Keean masuk ke dalam mobil dan tancap gas meninggalkan sekolah.

Tak lama Keean memarkir mobilnya menuju Little Baghdad, Restoran bernuansa timur tengah. Mereka memesan makanan.

“Lo sekarang pacar gue kan Shil?” tanya Keean.

“Hah? He’eh deh.” Shila tidak konsen, sibuk memainkan Handphonenya.

Keean tersenyum devil, lalu mengambil ponsel Shila.

“Ok.. jadi mulai sekarang we are officialy couple. Gak ada cuek-cuekan lagi sama gue. Gak ada cabut-cabut pelajaran lagi, dan dak ada gue-elo lagi. Aku-kamu. Are we deal?” Keean nyerocos panjang lebar. Shila sewot, tidak suka di kekang.

“Gak bisa! Emang lo siapa seenaknya ngatur-ngatur gue?”

“Pacar lo. Sekarang.” Jawabnya telak sambil mengunyah makanannya. Shila menahan marah. Mukanya memerah yang terlihat sangat lucu di mata keean. “OK! Fine kalo itu mau lo!” Shila ingin lihat sejauh mana Keean tahan dengannya.

Mereka kembali melanjutkan makanannya. Shila sudah kehilangan nafsu makannya. “Cepet yuk! Aku anter pulang. Oiya, di handphone kamu udah ada nomor aku. Besok aku jemput. Jadi, jangan coba-coba lari. Ok!” Shila merasa di intimidasi

CSHS, 06.30 WIB

Mobil Keean terparkir dengan manis. Keean turun dengan santainya merangkul Shila. Yang dirangkul malah memperlihatkan wajah risihnya. Spontan saat itu mereka berdua jadi pusat perhatian. Tidak sedikit yang kecewa karena harapan mereka menjadikan Keean sebagai pacarnya pupus.

“Mulai dari kemaren, kita udah jadian.” Ucap Keean bangga. Shilanya malah cuek aja. Ia tidak berbicara apa-apa. Ia merasa seperti menjadi boneka Keean. Terlebih lagi anak-anak modern dance pasang tampang jutek terhadapnya.

* * *

Tak terasa 6 bulan sudah shila menjalaninya dengan Keean. Ia semakin nyaman berada di dekat Keean. Langsung Ia ubah niatnya, dari menjadikan Keean sebagai pacar ‘ecek-ecek’ hingga akhirnya menjadi pacar resminya. Ia juga lebih tau banyak tentang Keean.

Keean pindahan dari Manhattan (karena sebelumnya Ia cuek sekali), dan ternyata Keean adalah putra pertama dari Alexander Vynenzha Zarenh, pengusaha no.1 dibidang pertambangan yang wajahnya pernah meghiasi sampul depan majalah Times. Tetapi Keean low profile, Ia mudah bergaul dengan siapa saja, dan dimana saja. Tak jarang Shila diajaknya makan di pinggir jalan.

Begitu pula dengan Shila, sedikit banyak Ia mulai berubah. Menjadi lebih sedikit perempuan. Tetap sesekali bermain basket walaupun sesekali. Dan yang terpenting, Ia jadi tidak lagi cabut pelajaran, karena ada yang memonitorinya. Shila menjadi semakin sayang sama Keean.

* * *

“Udah deh Shil! Aku cape dengar kamu ngoceh terus. Jangan kayak anak kecil kenapa sih? Aku di Glasock Cuma ngumpul-ngumpul aja. Kenapa kamu sewot sih?!”. Keean berkata sambil membanting setirnya. Shila duduk di bangku sebelahnya.

“Karena aku gak suka kamu kesana. Ngapain juga ke sana! Kalo mau ngumpul kan bisa di tempat lain. Gak mesti di Glasock!” Shila berucap tak kalah keras.

“Kalo kamu pergi sama temen-temen cowokmu, aku gak pernah ngelarang. Sekarang kamu kenapa nglarang-larang aku pergi sama temen-temenku?” tanya Keean.

“Ya karena kamu tau temen-temen cowokku. Cuma sebatas Marlo, Ferdi, sama Dito aja kan! Udah deh, gak usah ngomongin itu dulu. Aku cape!”

Keean akhirnya mengalah. Pertengkaran belum selesai

* * *

Shila datang ketika bel berbunyi. Ia celingak-celinguk mencari Keean. Yang dicarinya tidak ada. Toomy menghampirinya, memberi sebuah surat dan boneka kecil berbentuk bintang.

“Apaan nih?” Tanya Shila.

“Dari Keean. Dia gak masuk hari ini. Lo baca aja suratnya. Gue tinggal ya.”

Ucap Toomy, yang sejurus kemudian meninggalkan Shila sendirian. Shila mulai membuka suratnya, ada perasaan kesal, sedih, marah, juga kangen.

Dear Shila sayang,

Maaf kalo aku gak ngubungin kamu lewat telfon atau ketemu langsung. Aku takut kamu masih marah sama aku.maafin aku ya... aku sayang kamu Shil.

Mungkin ini kedengerannya terlalu mendadak. Aku mau ngasih tau kamu sesuatu. Aku sekarang tinggal sama ibu tiriku. Tante Hanna. Orang yang selama ini kamu kenal sebagai ibu aku. Ibu kandung aku udah lama meninggal, kena Infeksi paru-paru. Dan penyakit itu menurun.

Dan sekarang aku terkena penyakit itu. Satu-satunya jalan harus dioperasi. Maaf kalo aku gak pernah bilang tentang hal ini sebelumnya ke kamu. Aku takut kamu kasian sama aku. Aku gak mau dikasianin.

Mungkin, waktu kamu baca surat ini, aku udah pergi ke singapur. Aku dioperasi disana. Begitu masuk rumah sakit langsung di scan, gak lama langsung dioperasi.

Doain aku ya.. semoga operasinya berhasil. Kalau berhasil, aku balik lagi sekitar 2 minggu. Sekalian sama pemulihan juga. Kalaupun gak berhasil, aku pasti akan selalu inget kamu sebagai orang yang paling aku sayang. Aku terus bawa boneka monyet yang kamu kasih ke aku waktu itu. Si Momon. Sebagai teman penyemangat aku.

Terus semangat ya.. jangan bolos terus. Kalo kangen aku, liatin aja boneka bintangnya. Ok?.

With love,

Keean.

Air mata Shila tak terbendung membaca surat dari Keean. Ia terkulai lemas. Seakan-akan dunianya runtuh. Ia menyesal sekali kemarin bertengkar dengan Keean.

“Berapa lama Keean di Singapur?” Tanyanya pada Toomy.

“Mungkin sekitar 2 minggu. sabar ya Shil.” Tukas Toomy.

Ingin sekali rasanya Shila menghabiskan seluruh tabungannya untuk menyusul Keean ke Singapur. Menemani Keean pada saat operasi dan pemulihan. Tetapi itu sangat tidak mungkin sekali karena Ia harus sekolah. Shila terdiam. Ia hanya bisa menghela nafas panjang.

* * *

2 minggu kemudian...

Shila berjalan cepat menuju gerbang sekolah. Tujuannya satu, untuk menjemput Keean. Sampai di gerbang Ia bertemu Toomy.

“Toomy!” Shila memanggilnya, Toomy menghampiri Shila. Kelihatan sekali bahwa Shila sedang senang.

“Kenapa Shil? Seneng banget kayaknya.”

“Hari ini Keean pulang kan? Gue penget jemput Dia nih.” Shila berkata. Toomy menunjukkan ekspresi wajah yang sangat Shila tidak bisa pahami.

“Ada apa sih Toom? Lo tau apa tentang Keean. Ada kabar apa emang?” Shila mengguncang-guncangkan tubuh Toomy, penasaran.

“Shil, maaf ya.. gue lupa ngasih tau lo. Keean gak jadi balik hari ini. Dia harus 2 minggu lagi disana buat terapi. Maaf banget gue lupa ngasih tau lo.” Toomy mengaku. Shila menunduk. Sedih pasti tapi mau bagaimana lagi? Ia hanya bisa menunggu.

* * *

1 minggu kemudian...

Malam minggu, Shila dan Rissa serta beberapa teman lainnya berencana makan di luar. Mereka memutuskan untuk makan di daerah Radio Dalam. Tujuannya untuk menghibur Shila yang sedang sedih dan suntuk. Mereka duduk di tempat yang paling tengah. Tepat di seberangnya, duduk pula segerombolan Muda dan Mudi yang sedang kasmaran bersama teman-temannya.

Tanpa sengaja, Shila menengok ke arah mereka. Ia melihat ada 2 orang yang sangat Ia kenal serta 1 orang perempuan yang bergelendot manja di samping orang itu. Ada juga beberapa lelaki yang sekilas terlihat metroseksual.

Tanpa basa-basi, Ia menghampiri meja tersebut dan digebraknya meja itu. 2 orang pemuda dan 1 orang perempuan yang cara berpakaiannya tidak sopan ; hot pants, tank top warna putih ketat yang sedang lendotan di lengan pemuda itu terlonjak kaget.

“BAGUS LO YA! pulang gak bilang-bilang. Lo gak nganggep gue? Lo pikir siapa yang doain lo, waktu lo dioperasi?” Shila teriak..

“SIAPA YANG RELA DITINGGAL 1 BULAN SAMA PACARNYA? TANPA KEPASTIAN ANTARA HIDUP DAN MATI.” Shila berbicara semakin meninggi.

2 orang pemuda, yaitu Keean dan Toomy. Toomy kaget.

Keean terlebih lagi. Ia tidak menyang akan bertemu Shila dalam posisi seperti ini. Keean gelagapan. Perempuan itu tidak mengerti apa yang dibicarakan.

“Shil.. aku mau ngasih penjelasan.” Ucap Keean memohon.

“Udah deh gak usah. Gue udah liat sendiri. Gue gak mau cari gara-gara disini. Kita sampe sini aja. Everything is clear. Silahkan urusin cewe lo itu!” Sergahnya sambil emosi.

Shila menoleh ke arah Toomy.

“Tega lo Toom!.” Ucap Shila pelan, namu tajam. Terdengat sekali baginya. Shila balik ke arah belakang. TES! Satu titik air mata jatuh di pipinya. Dan satu luka baru sukses tertempel di hatinya.

* * *

Sejak saat itu terdengar kabar bahwa Shila dan Keean bubar. Dan terdengar pula bahwa Keean langsung pindah sekolah. Reputasinya sudah jelek di maata anak-anak Cottonstar.

Sebulan setelah pertengkaran itu, Shila kembali seperti dulu lagi. Cuek dan tomboy. Ia sudah sepenuhnya melupakan Keean. Terdengar pula Keean langsung berubah 180 derajat setelah putus dengan Shila. Tidak tanggung-tanggung Ia memacari banyak wanita. Keean menjadi Playboy. Bergaul dengan orang yang tidak seharusnya.

* * *

1 message recevied

From : +6281808756132

Message : Shil, aku minta maaf ya kalo slama ini ak udh nyktin kmu.

Sbtu bsk, ak udk brngkt ke Manhattan. Papaku ngrm ak

Ksna. 5 taun. Mgkn gk plg2. mksh y ats sglny. Ak jnji gk

Akn mainin cwe lg. Skrg ak udh nemuin cwe yg ak syg.

Niatnya, abs lulus sma, aku sm dia mw langsung tunangan.

Doain ya. Thanks. –Keean-

Shila membaca SMS Keean dengan cepat. Sengaja tak dibalasnya. Ia kembali melanjutkan permainan biolanya. Karena Ia akan konser di Goethe House malam ini.

* * *

2006.

Shila berjalan lenggang melintasi Union Square, sebuah pedestrian yang sangat terkenal di San Francisco. Tangan kirinya mendekap diktat tebal. Sedangkan tangan kanannya memegas tas. Ia melanjutkan kuliahnya di San Francisco State University, California. Jurusan Public Health.

Dengan perjuangan yang keras tentunya, test TOEFL, SAT I dan II [Scholastic American Test], serta beberapa tes lainnya sehingga ia mendapat beasiswa sepenuhnya.

“Si, Qirla. I’ll be right there. Tapi gak bisa lama-lama ya. Aku harus latihan. You know,. I must do my routine tonight.” Terdengar Shila berbicara di telepon kepada temannya. Qirla de la Colunga. Siswi dari Spanyol, satu jurusan juga dengannya.

Ia menaruh Handphonenya ke dalam tasnya dengan satu tangan. Tidak begitu memperhatikan jalanan di depannya. Disatu sisi yang berlawanan, sesosok Pria berpakaian Suite lengkap, jalan di depannya, dengan gestur terburu-buru. Sehingga tidak melihat ada orang di depannya.

BUG! Mereka bertabrakkan. Diktat Shila jatuh terlempar, orang itu jatuh terbentur tanah.

“Watch your eyes Miss!” seru orang itu. Marah.

“You watch you eyes. Don’t you see me in front of you?” Shila berkata sambil membersihkan pakaiannya yang kotor.

“Aduh, Tas Pradaku.” Shila ngedumel sendiri. Memakai bahasa Indonesia.

Orang itu membantu membereskan dikitat Shila yang berantakan.

“Sorry Miss. My Fault. Indonesia?” Orang itu bertanya.

“Yes. I’m Indonesia. Why?” Shila memberanikan diri menatap wajah orang itu. Shila kaget, orang itu lebih kaget lagi. Tidak menyangkan akan bertemu Dia disini.

“Keean?”

“Shila?”

Mereka berkata serempak. Suasana menjadi kikuk. Keean membantu Shila berdiri. Ia membetulkan letak coatnya.

“Hai. Apakabar?” tanya Keean memulai pembicaraan. Lebih terdengar basa-basi. Shila mencoba tenang. Berada di posisi seperti ini memang tidak enak.

“I’m fine. As you can see.” Jawabnya singkat. Terlihat sangat buru-buru. Keean sangat tidak mengenali Shila. Gadis ini terlihat lebih ‘matang’ sekarang. Bertambah tinggi sedikit. Rambutnya yang dulu pendek seleher kini bertambah panjang. Dan dipotong model layer, serta di cat warna Burgundy. Wajahnya sedikit lebih putih. Selera fashionnya kini lebih trendy.

Sekilas Keean melihat dandanan Shila dari atas sampai bawah. Sangat casual sekali. T-shirt yang dipadu dengan long coat, celana capri, serta high heels ; sepatu yang dulu sangat dihindarinya. Wajahnya diberi make up natural nuansa peach. Shila balik melihati Keean. Dari bawah sampai atas.

Satu stel jas lengkap, di balut oleh coat dan syal. serta sepatu pantopel. Seperti eksekutif muda. Wajahnya tampak tirus, badannya terlihat kurusan.

“Kuliah?” tanya Keean ragu-ragu. Shila mengangguk.

“Dimana? Berkeley?” Tanyanya lagi. Shila menggeleng.

“San Francsico State University.” Jawabnya.

“Keean, sorry.. I’m in a hurry. So, I have to go now. See ya later.”

Shila menyudahi pertemuan singkatnya dengan Keean. Tidak mau terlalu lama-lama. Karena akan mengupas luka lama yang sudah Ia endapkan di hati rapat-rapat. Mereka berjalan ke arah yang berlawanan.

* * *

Malamnya, Waterfall café.

Shila tampak catik sekali malam ini. Memakai dress rancangan Roberto Cavalli yang di belinya pada Sale tahun lalu di Saks avenue, kemudian Ia permak menjadi sedikit Vintage-Grunk. Ia memulas sedikit Lip Gloss nudenya. Menunggu namanya disebut. Hari ini, malam kamis, seperti biasa Ia akan Live Show di Waterfall café. Mempertunjukkan kebolehannya menggesek biola.

“Let me present, Ms. Fashila Arista. She will be playing violin. Just for you.” Ucap presenter kepada para hadirin. Yang lainya bertepuk tangan.

Shila muncul dari balik tirai. Memberi hormat kepada para penonton dan mulai memainkan 3 lagu andalannya. Concerto in A minornya Edvars Greig, Canon in D mayor dari Pachebell, dan terakhir A thousand milesnya Vannesa Carlton. Tepuk tangan riuh rendah bergemuruh di seluruh ruangan.

Tanpa Ia sadari, seorang telah lama memperhatikannya. Menikmati alunan musik yang Shila mainkan. Ia tunggu Shila menyudahi permainannya. Berencana akan ‘sedikit’ berbicara padanya.

Tak lama berselang, Shila menyelesaikan permainannya, menuju ke belakang panggung, mengemasi biolanya, memakai long coatnya, dan langsung cabut meninggalkan Waterfall café segera. Ia tidak ingin pulang terlalu larut karena pasti Ia akan tertinggal MUNI [sejenis Busway di Indonesia].

Seseorang mencegatnya.

“Can we go out fo tonight? I want to talk with you.” Keean berkata to the point dengan nada memelas. Shila menggeleng.

“Gak bisa Yan. Aku ada weekly test besok. Harus belajar.” Shila berbohong.

“Please. Cuma sebentar kok.” Keean memohon. Akhirnya Shila mengalah.

“Ok.” Jawabnya.

“You mention the name.”

“No. You just follow me.”

Keean mengikutinya. Mensejajarkan langkahnya.

* * *

Tak lama mereka sampai di depan halte MUNI.

“Ada apa Yan?” Shila to the point.

“Nope. Cuma pengen ngobrol banyak sama kamu. Sekarang tinggal dimana? Udah lama di frisco?” tanya Keean sambil menyulut sebatang rokok. Shila jengah. Keean menghisap rokoknya dalam-dalam dan mengeluarkannya asapnya perlahan.

Diambilnya rokok itu dari tangan keean dan dibuangnya jauh-jauh.

“Kamu ini apa-apaan sih? Pake ngerokok segala. Ntar kalo penyakitnya kambuh lagi gimana?” Shila nyeletuk. Keean tersentak. Rupanya shila masih ingat dengan penyakit lama Keean.

“Sorry. Oiya, kamu tinggal dimana?” tanyanya lagi.

“Mission Street. Nyewa apartement kecil-kecilan lah.” Jawabnya lagi.

“Tadi ngapain disana? Kok aku gak pernah tau kamu jago main biola?”

“Karena kamu emang gak pernah mau tau tentang aku.” Shila berkata santai. Namun maknanya dalam.

Ia melanjutkan lagi pembicaraannya.

“Setiap malem kamis, aku main di Waterfall café, kalo malem jumat di Fricso Hall. Lumayan lah buat nambah uang jajan. Hehe..” Pandangan Shila tertuju ke arah jalan raya yang semakin sepi. Padahal baru jam 8 malam.

Tak lama MUNI terakhir tiba di depan halte yang bertujuan ke Mission Street. Shila masuk ke dalamnya. “Have to go now. Bye.” Ucapnya sebelum masuk. Keean memperhatikan Shila yang berjalan dari arah belakang. Jalannya begitu anggun, dress yang di pakainya sangat cocok dengan tubuhnya. Ia tertegun untuk beberapa saat. Shila yang sekarang sangat berubah dari Shila yang dulu.

Shila duduk di kursi depan. Penumpang yang menuju ke Mission Street tinggal beberapa. Sesekali Ia menghela napasnya. Membayangkan Keean yang dulu dengan Keean yang sekarang. Ada sedikit perasan rindu di hatinya. Tetapi cepat-cepat Ia sergah karena Ia tahu Keean sudah punya tunangan. Sengaja Shila tidak menanyakannya kepada Keean.

Sedikit memejamkan mata. Merefresh otaknya.

* * *

Esoknya, Ia sama sekali tidak dapat berkonsentrasi dengan weekly testnya. Mengingat-ingat pembicaraannya dengan Keean yang kemarin. Tidak seharusnya Ia seperti itu terhadap Keean.

Pulang dari kuliahnya, Shila berjalan cepat menuju Waterfall yang masih terhitung dekat dengan kampusnya. Tujuannya ingin mengambil honor biolanya.

“Mau kemana Shil?” Keean berujar halus. Terlihat begitu fresh tanpa balutan jasnya. Seperti masa SMA dulu. Celana Jeans, T-shirt lengan panjang dan coat. Shila seperti Déjavu.

“Waterfall café. Mau ambil honor.” Segera Ia berlalu. Keean mengikutinya dari belakang. Sudah cukup jengah Ia dibuntuti seperti itu.

Selama perjalanan, mereka hanya diam.

“Mau sampai kapan kamu jutekkin aku kayak gini Shil?” Keean berkata setelah mereka sampai di Waterfall dan Shila mengambil honornya.

“Sampe kamu berhenti ganggu hidup aku. Nggak ada kerjaan lain ya? Aku gak mau kamu terus-terusan buntutin aku kayak gini Yan. You have your own fiancee. Never let go. Ok? Kita kan teman.” Shila berkata Wise.

‘teman. Cuma teman. Selama ini aku udah cukup sabar Shil..’ Keean berkata dalam hati. Hanya bisa menghela nafas. Memang selama ini Ia yang salah. Begitu bodoh melepas Shila. Orang yang paling disayang.

Shila segera berlalu.

Ingin sekali Keean kembali ke Jakarta. Bertemu dengan orang rumah. Sedikit melepaskan beban yang dipikulnya selama ini. Hati dan fisiknya sudah lelah.

Java Jazz, Jakarta Convention Center, Jakarta.

Shila melangkahkan kakinya menuju stand minuman. Udara di luar sangat panas. Namun Ia sangat dirindukannya. Setelah dirasa cukup, Ia berjalan menuju Assembly Hall. Tempat Micheal Frank manggung. Sudah lama Ia menantikannya. Walaupun sebenarnya Ia bisa saja menonton pertunjukannya di USA. Tetapi Ia memilih pergi ke Indonesia. Melepas kangen kepada negaranya sendiri.

Shila mengambil posisi agak di tengah, spot yang paling strategis menurutnya. Beruntung sekali mempunyai badan kecil, bisa nyelinap-nyelinap masuk. Tak lama, Micheal Buble pun keluar dari Backstage dan menyapa para penonton. Dimulai lagu Stardust, Shila sangat menikmatinya.

Tiba pada lagu kedua Save the last dance for me dan ketiga Quando-quando. Selagi Ia larut di dalamnya, seseorang memeluknya erat dari belakang. Sangat erat. Shila Ingin melepaskannya, namun tenaganya tidak cukup untuk melawan si empunya tangan.

“Shil... Nikah sama aku ya...” Suara ini.. Shila sangat amat mengenalnya. Suara yang selama ini terus menghantui pikirannya, suara yang sangat lembut, selalu memanjakannya. Suara yang sejujurnya sangat Ia rindukan tetapi tak dapat Ia miliki lagi.

“Keean..? kamu..” Shila kikuk. “Emm.. bisa tolong lepasin pelukannya nggak? Nggak enak nih diliatin orang.” Keean mengalah. Ia melepas pelukannya. Shila balik badan, wajahnya memerah menahan malu yang bagi Keean itu adalah pemandang terindah yang pernah dilihatnya. Keean berkata sekali lagi, meyakinkan Shila. “Nikah sama aku ya Shil...”

Shila tidak habis pikir, selalu saja Keean membuatnya blusshing.

“Eh Yan tau gak? Micheal Buble tuh dari deket ganteng banget loh.. lucu pula lagi.. ihh, jadi gemes deh.. coba..” Shila berusaha mengalihkan pembicaraan mereka. Tidak mau terlalu ambil pusing. “Shil.. dengerin aku dulu..” Keean tak kalah bicara. Shila melanjutkan lagi pembicaraannya,

“Coba aku bisa foto sama dia. Uh seneng banget deh! Eh, terus aku juga pengen loh duet biola sama dia. Atau nyanyi juga gak papa deh..” Keean jengkel. Habis kesabarannya. Dibekapnya mulut Shila.

“bisa gak sih nggak ngalihin pembicaraan kita?” Keaan menatap Shila tajam. Akhirnya Shila mengalah.

Keean memulai pembicaraan. “Kita ga bisa bicara disini. Keluar yuk Shil. Something important is waiting us.” Shila tidak melangkahkan kakiknya. Iya masih mematung. Beribu pertanyaan hinggap di otaknya. Keean yang jalan terlebih dahulu tersadar bahwa Shila masih tetap terdiam. Akhirnya Keean menggamit lengan Shila dan membawanya pergi.

Sesampainya diluar assembly hall Keean menuju tempat parkiran dan membawa Shila pergi dari situ. Di mobil Shila hanya diam dan sengaja Ia lempar pandangannya ke arah jalan, tanda dari kekesalnya. Sementara Keean hanya menyetir dengan pandangan lurus kedepan. Emosi menjalari jiwa masing-masing. Mereka tidak bicara untuk 10 menit kedepan.

Sampai akhirnya Keean menepi di bahu jalan, membuka kaca, dan mematikan mesin. Menghirup udara malam yang begitu dingin. Jam sudah menunjukan pukul 7 malam. “Mau sampe kapan diem terus Shil?” Keean membuka suara terlebih dahulu. Shila menoleh sekilas kepada Keean lalu keluar dari mobil dan duduk di atas trotoar.

“kenapa sih kamu masih ganggu aku terus? Kamu tuh udah punya tunangan tau. Udah lama pula tunangannya. Aku gak mau orang-orang ngecap aku sebagai perusak hubungan orang. Bisa nggak sih kamu stay disebelah dia aja. Biarin aku hidup tenang Yan. Aku udah cukup sabar hadepin ini semua.” Shila berkata panjang lebar. Pelan tapi dalam maknanya. Untuknya dan juga Keean.

“udah selesai bicaranya? Ok, let me explain to you. Fistly, I haven’t engaged anymore. Mantan aku ngebalikin cincinnya, dan dia lebih milih kerja di Australia jadi Dancer ketimbang ngurusin rumah. Kedua, aku baru ketemu sama kamu setelah aku udah single lagi. Jadi orang-orang nggak bakal ngecap kamu sebagai perusak hubungan orang. Yang ketiga, aku baru sadar aku masih sayang kamu Shil, bodohnya waktu itu aku aku malah ngeduain kamu. Promise, I’ll never do that again.”

Shila bagaikan tersambar arus listrik mendengarnya. Berarti masih ada peluang untuk kembali bersama Keean. Shila menatap Keean lekat. Yang ditatapi jadi semakin salah tingkah. Kemudian Shila berkata “ Dalam waktu dekat ini, aku mau pergi lagi. Nowhere. Kalo kita emang ditakdirin untuk bersama, kamu pasti bisa nemuin dimana aku. Oke? See ya there.”

Shila berjalan menjauhi Keean kemudian menyetop taksi dan masuk kedalamnya. Sengaja Keean tidak mengejarnya. Ia hanya duduk lesu di atas trotoar seakan kehilangan harapan. Menyesali apa yang telah diperbuatnya.

Ia menelungkupkan kepalanya, mengingat-ingat kejadian 3 tahun yang lalu saat Ia baru selesai dioperasi dan menjalani masa-masa pemulihan. Toomy selalu menelepon Keean setiap malam dan menceritakan betapa Shila sangat menghawatirkannya, selalu menanyakan perkembangan Keean setiap hari.

‘Ok Shil, pegang omonganmu. Aku akan buktiin kalo kita emang ditakdirin untuk bersama’. Ucap Keean pada dirinya sendiri. Kemudian Ia bangkit dari duduknya dan tancap gas langsung menuju rumahnya dengan wajah gloomy.

****

6 bulan kemudian...

Shila menyaksikan satu persatu mahasisa dan mahasiswi yang di wisuda pada hari ini. ‘tahun depan aku juga akan seperti ini’ ucapnya bangga pada dirinya sendiri. Di saat sedang asik melihat mahasiswa-mahasiswa gagah dan bermasa depan cerah sedang bercengkrama, Ia melihat sosok yang sangat dikenalnya. Satrio Pratoomy, sahabat Keean semasa SMA.

Shila berjalan mendekati Toomy dan menepuk bahunya dari belakang.

“Emmm... Tommy ya?” Ia bertanya hati-hati karena takut salah orang. Yang dipanggil menengok. Spontan Ia kaget. “Shila?” Toomy terperangah. “Kok lo ada disini?” tanyanya. “Iya gue kuliah disini juga. Public Health. Selamet ya udah lulus” puji Shila tulus. “Kok lo lulus duluan sih? Kita kan satu angkatan.” Toomy tertawa. “Iya nih, gue ambil acceleration class jadinya Cuma 2,5 taun hehehe...”. Shila tersenyum sekilas kemudian melirik arlojinya.

“Toom.. gue duluan ya, mau ke conservatory. See you!” Shila bergegas pergi tetapi Toomy memanggilnya kembali. “Shil, can i get your number?” Shila mengangguk. Ia merobek selembar kertas dari notesnya dan menuliskan alamat serta nomor teleponnya. Setelah itu, Ia pamit pergi.

Toomy segera berjalan menuju flatnya untuk acara prom night nanti malam. Sementara tangannya mengetik SMS singkat kepada sahabatnya dari dulu hingga sekarang.

‘ Finally, I found her. Lucky you!’

* * *

Beberapa bulan setelah graduation...

Toomy menelpon Shila dengan tergesa-gesa dan menanyakan keberadaan Shila. Shila menjawab Ia berada di flatnya. Tak lama Toomy menghampirinya yang baru selesai latihan biola. “Kenapa sih Toomy? Kaya dikejar setan gitu. Santai doonngg..” Shila tertawa halus. Toomy berkata seraya menghela napasnya. “Lo ikut gue sekarang Shil! Harus! Ayo cepetan!” Toomy menarik tangan Shila dan berjalan menuju mobilnya. Lalu segera pergi menuju suatu tempat.

San Francisco Memorial Hospital...

Shila semakin bingung karena diajakan Toomy ketempat seperti ini. Rumah Sakit. Awalnya, ia sempat menolak dan memutuskan untuk kembali pulang. Tetapi Toomy menahannya dan sampain akhirnya mereka tiba di depan sebuah kamar VIP.

Sebelum masuk ke kamar, Toomy berkata pelan. “Ini tentang Keean”. Wajah Toomy berubah murung. Shila spontan kaget. Dipegangnya lengan Toomy dan diguncang-guncangnya keras. Impuls.

“Kenapa sama Keean? Kenapa Toom? JAWAB!!!” Raut wajah Shila berubah drastis. Toomy hanya diam. Lalu dibukanya pintu kamar perlahan.

Di dalamnya ada Keean. Terbaring lemas tidak sadarkan diri. Di dadanya terpasang berbagai macam selang. Shila terpaku untuk beberapa saat dan tak kuasa menahan air matanya. “Toom! Jawab, Keean kenapa Toom???!!” Toomy memegang pundak Shila.

“Keean anfal Shil. Penyakitnya yang dulu kumat lagi. Gue juga baru tau akhir-akhir ini dia jadi smokers addicted banget. Padahal dia tau kalo ngerokok itu bahaya banget buat paru-parunya. Dia lagi tertekan sama kerjaannya makanya dia ngerokok terus. Udah 2 hari ini dia koma. Orang tuanya besok kesini.” Toomy memberi penjelasan.

Dunia Shila seakan runtuh. Kejadian ini terulang lagi. Shila menangis sejadi-jadinya. Orang yang selama ini dicintainya kini terbaring kaku. Ia tidak boleh lemah, ia harus kuat menghadapi cobaan ini. Setiap hari Shila datang kerumah sakit dan membawakan fresh flower. Ia membelai wajah Keean, sesekali membetulkan rambutnya yang menghalangi dahinya. Shila berdoa dalam diam. Memajamkan mata sambil memegang tangan Keean. Memberi kekuatan.

Tak terasa air mata Shila jatuh menetes membasahi tangan Keean. Indra perasanya mulai berungsi. Keean menggerakan sedikit tangannya dan perlahan membuka matanya. “Shila...” Kata pertama yang Keean ucapkan setelah sadar dari komanya. Shila terhenyak. Keean berusaha mengumpulkan tenaganya untuk bangkit. Shila mencegahnya. “Jangan Yan... kamu belom sembuh banget.” Shila berlari keluar memanggil dokter.

Tak lama Dokter yang menangani Keean pun segera datang dan memeriksa Keean dengan seksama lalu memastikan bahwa keadaan Keean berangsur membaik. Dokter menyarankan Keean untuk mengikuti serangkaian tes guna mengetahui perkembangan berikutnya.

“ Did you hear that? Kamu tuh bandel banget sih.. udah tau sakit masih sok-sokan ngerokok segala. Ngerasa hebat ya?” ujar Shila sewot. Keean tertawa untuk pertama kalinya setelah sadar dari komanya. “Oke. I’ll stop smoke if you marry me.” Keean tesenyum sumringah. Shila tertawa pelan. “ Hahahaha.. Ya ampun, kamu tuh ya masih sakit tetep aja mikirin nikah. Udah deh, yang penting sembuhin dulu sakitnya.”

Keean mengecup tangan Shila cepat. “ Iya.. asalkan kamu mau nemenin aku selama terapi plus rehabilitasi.” Shila mengangguk. “Shil.. benerkan, kita tuh emang udah ditakdirin buat sama-sama. Liat aja sekarang. Kamu ada disamping aku. Walaupun kita sempet terpisah untuk waktu yang lama.” Shila spontan Blushing,

“Mungkin ini jalan yang Tuhan kasih ke kita. Aku seneng akhirnya kita bisa sama-sama lagi.” Shila tersenyum lebar. Begitu juga Keean. Ia merasa penyakitnya pulih seketika. Tidak perlu lagi untuk terapi dan rehabilitasi. Dikecupnya bibir Shila cepat.

* * *

salam super

Pertanyaan yang males gw jawab ketika tmn2 nyokab gw nanya adalah "intan udah dapet kuliah dimana?" ada lagi "intan udah daftar kemana aja nih kuliahnya" ada lagi yang sambil ngebanggain anak2nya " intan udah keterima dimana aja? si Jarkonah udah keterima di FTI UI sama SBM ITBnih. Dia bingung pilih yang mana." oh yaaa terus knapa gitu tante (girang) ? Anak lu ya anak lu jgn disamain sama gw lah. Akhirnya dengan setia gw jawab "belom dapet tante. KULIAH MAH GAMPANG" yak, itulah jawaban gw karna saking seringnya gw di tanya gituan.

dulu ya si shahrukhan bilang "ikut aja semuanya, kalo umb gagal coba lagi snmptn, kalo gagal lagi ikut taun depan." yeee mbahmu! gw tau otak lo encer, tiap orang beda2 kan. Ikut umb aja gw ogah2an apalagi ikut snmptn lagi.

Mungkin sbagian orang bener2 pgn dapet kampus favorit. Itb misalnya, ada lho yg bela2in ampe gak kuliah 2 taun demi bisa masuk itb. Tapi bagi gw, gw gak mau ngoyo lah, ga mau nyusahin orang tua .gak nuntut macem2 juga kaya misalnya "mama aku ga mau tau ya pokoknya mama harus bayarin aku kuliah di fk ui internasional. Kira2 sekitar 720 juta ampe lulus. Mama gak mau liat aku jadi dokter apa? (sambil kacak pinggang)" makasih deh ya, lagian jg gw ga minat jadi dokter.

Jiwa gw lebih ke ips. Terbukti nilai kimia gw pas ulangan cm sekitar 6, biologi 7, dan fisika.... Yah jangan tanya deh, cuma 8 (haha pamer). banyak yang nanya, "kenapa gak ikut usm itb?" ato "kenapa gak ikut smup unpad? Kan peluang masuknya lebih besar." jawaban saya cuma satu ; MAHAL! hahaha. Minat sih ada, tapi gak seminat saya masuk ui.

Gue heran deh, banyak banget temen gw yang setiap ada test dijabanin. Sebut aja si Hembreng (ber-kromosom 44xy), dari simak ui pbs utul ugm usm itb semua dijabanin. Maaf ya bukannya mau ngejelek2in ato gimana. Tapi prestasi dia di kelas juga biasa2 aja, malah sempet ada guru yang bilang "kamu tuh gak cocok di ipa, soalnya kamu lahir selasa pahing" :p.dia ikut semua atas suruhan bokapnya, pilih jurusan jg yang naudzubilah ; t.industi, informatika elektro. Saingannya bejibun bgt kan! Tapi dia tuh 'biasa' aja. Kan kalo kaya gitu menuh2in kuota aja. And see that? Mentok2nya juga di BINUS!

Saya, sebagai ahli fengshui (lho?) berpendapat bahwa kuliah itu bisa dimana aja. Tergantung minat sih, bukan tergantung pilihan org tua. Kalo kita maunya A tapi org tua maunya B ya kalo gw blg mending ga usah kuliah, suruh aja org tua kita yg kuliah. Ya emg sih kesannya kaya kurang aja gitu, krna kita kan dibiayain sm org tua. Tapi pikir deh, kalo kita gak enjoy sama kuliah yg kita jalanin..pasti dimasa depan, ilmu yg kita dapet pas kuliah bakalan useless banget.

Oke, akhirnya pilihan saya jatuhkan ke hukum cina jerman UI dan perancis UNJ. Semoga salah satunya ada yg nyantol. Kalo gak ada juga, hayuk atuh weh swasta wae. Skrg juga swasta ga kalah bagus kok sama negri. Banyak jg swasta yang udh teken kontrak sama univ luar negri.

Pesan dari Mario Teguh : berhati-hati lah dalam menentukan pilihan anda. Waktu ada hanya dihargai dengan penghargaan anda terhadap waktu, so.. Jangan sia-sia kan pilihan anda. Oleh karena itu pilihlah pojok kanan atas! Salam Super.

alohamora !

haha pertama kali nulis blog. jadi malu euy gaptek nih hehe. keep read it ya!
berikut saya sertakan identitas saya .

nama : INTAN KEMALASARI
ttl : San Francisco, 31 mei 1991
email : ntanchuw@yahoo.co.id
no. rekening : 193756382048564 (boong)

hehe, tetep saksikan perjalan saya ya cihuy :p